Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Pantaskah Kita Meninggalkan Ibadah?

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Pada hari kiamat, Allah SWT berhujjah dengan empat orang atas empat jenis manusia lain: Terhadap kaum hartawan (orang-orang kaya), Allah mengemukakan Nabi Sulaiman bin Daud sebagai argumen; terhadap hamba sahaya, Allah berhujjah dengan Nabi Yusuf; terhadap orang-orang yang sakit, Allah berhujjah dengan Nabi Ayub; dan kepada orang-orang fakir, Allah berhujjah dengan Nabi Isya." Adakah kita memilki alasan untuk lalai atau tidak menyembah Allah, dalam keadaan apapun? Sabda Rasulullah diatas mengingatkan kita akan peran kita diciptakan didunia yang hanya untuk menyembah Allah. Bukankah Allah menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Nya? Allah memberikan argumennya terhadap empat golongan tersebut agar manusia selalu ingat kepada-Nya dan supaya tidak lupa daratan. Argumen tersebut diumpamakan oleh hamba-hambanya yang soleh yang menjadi Nabi agar dapat menjadi panutan bagi orang-orang yang beriman. Keempat golongan terseb

Belajar dari Nasehat Nabi Muhammad terhadap Abu Dzar Al-Ghifari

Nabi SAW bersabda; "Wahai Abu Dzar, perbaruilah kapal Anda, karena laut itu begitu dalam; bawalah bekal yang sempurna (cukup), karena perjalanan menuju akhirat itu amat jauh; peringanlah beban, karena jalan pendakian itu amat melelahkan; ikhlaslah dalam beramal, karena sesungguhnya Sang Korektor (yang meneliti) amat jeli dan teliti." 1. Perbaruilah Kapal Anda, karena laut begitu dalam. Maksud dari nasihat tersebut adalah perbarui dan perbaiki niat, karena semua amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. selama kita hidup pastikan niat kita tulus dan ikhlas karena Allah SWT. Hanya Dia yang mengetahui niat kita di dalam hati dan segala sesuatunya.  Pertolongan dan Ridho Allah terhadap seseorang tergantung pada niatnya, bila ikhlas dan tulus maka Allah menyempurnakan pertolongannya, sebaliknya, jika niatnya kurang dan cacat, maka pertolongan Allah sesuai dengan kadar niatnya itu. 2. Bawalah bekal yang sempurna (cukup), karena perjalanan menuju akhirat itu amat jauh.     B

Perumpamaan Pohon Kebaikan

Gambar
" Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat, dan cabangnya menjulang ke langit." " Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan izin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat." " Dan perumpamaan kalimat yang buruk, yang telah dicabut akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap tegak sedikit pun." Perumpamaan Pohon Kebaikan (Q.S. Ibrahim, 24,25,26) Sungguh Allah telah memberikan kasih sayang yang tiada tara kepada semua makhluknya, terutama manusia untuk menjadi makhluk yang sempurna diantara makhluk ciptaan lainnya. Manusia adalah makhluk yang istimewa di mata Allah, dengan perumpamaan yang tertuang dalam Surah Ibrahim 24-26, Dia mengingatkan kepada hambanya agar selalu bertaqwa kepadanya. Perumpamaan kalimat itu seperti pohon yang baik, yang memiliki akar kuat menghujam ke dalam tanah, dan cabang yang menjulang k

Jalan yang Lurus

Ada dua titik yang memiliki jarak tertentu. Dua titik itu menunjukan tempat asal dan tempat tujuan. Diantar dua titik tersebut harus ada garis penghubung, agar sampai pada titik yang dituju. Penarikan garis tersebut menunjukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai titik tujuan. Garis tersebut adalah jalan. Jalan yang harus dilalui untuk sampai kepada tempat tujuan. Jalan tersebut bermacam-macam, ada yang lurus, banyak tikungan, berputar-putar bahkan ada juga yang salah jalan, sehingga tidak sampai pada tujuan. "Tunjukilah kami jalan yang lurus" "Jalan yang Kau anugerahkan nikmat, bukan jalan yang sesat dan jalan yang buruk" (Al-Fatihah, ayat 6-7.) Jalan yang lurus adalah jalan yang terdekat untuk sampai pada tujuan. Namun adakah jalan tersebut berlaku untuk semua orang? Tentu, jawabannya adalah "BISA", tetapi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sebagai manusia yang bergama, kita dituntut untuk dapat kembali kepada Sang Pencipta, dengan jala